Ternyatabukan hanya PLTA yang dirugikan karena degradasi di hulu Serayu, masyarakat dan petani pemilik lahan pun ikut menanggung kerugian Senin, 10 Januari 2022 Cari
SelayarNama-nama dataran rendah di pulau Sulawesi yang memiliki cerita historis. 13 Berikut ini Nama-nama Dataran Tinggi di Indonesia. Terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan ketinggian 95 meter sampai 105 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah adalah bentangan tanah datar yang sangat luas dengan ketinggian 0-200 meter di atas permukaan
MenurutKetua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia Sanny Iskandar keberadaan pabrik di luar kawasan industri itu telah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009, yang mewajibkan industri membuka pabrik di kawasan industri. Saat ini, masih banyak perusahaan yang membuka pabriknya di luar wilayah kawasan industri seperti di kawasan
cash. Ilustrasi aktivitas permukiman di daerah dataran rendah. Foto dok. permukiman yang biasa dilakukan kebanyakan masyarakat rupanya dapat dengan mudah ditemukan di daerah dataran, khususnya dataran rendah, hal ini terjadi karena beberapa penyebab yang memicu. Mengapa aktivitas permukiman banyak dijumpai di daerah dataran khususnya dataran rendah? Mari kita temukan jawabannya dalam ulasan Aktivitas Permukiman Banyak Dijumpai di Daerah Dataran RendahDataran rendah merupakan dataran yang luas dengan tingkat ketinggian yang relatif rendah jika diukur dari permukaan laut. Umumnya dataran rendah berada di tingkat ketinggian tidak lebih dari 200 meter di atas permukaan laut. Di sinilah kita dapat menemukan banyak kegiatan permukiman yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Mengapa aktivitas permukiman banyak dijumpai di daerah dataran khususnya dataran rendah?Penjelasan mengenai penyebab aktivitas permukiman banyak dijumpai di daerah dataran rendah disebutkan dalam buku berjudul Kumpulan Soal Ulangan Harian dan Pembahasan Kelas 4 Tempat Tinggalku yang ditulis oleh Mohammad Jauhar, dkk 2020 25 menyebutkan bahwa daerah dataran rendah yang merupakan perkotaan urban adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan aktivitas permukiman di daerah dataran rendah. Foto dok. buku tersebut juga dituliskan bahwa daerah dataran rendah memiliki susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Maka dari itu, kita dapat menemukan aktivitas permukiman dengan mudah di daerah dataran hanya itu, dalam buku berjudul Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTS Kelas IX yang ditulis oleh Ratna Sukmayani, Thomas K, Umang, Sedini, Seno Kristianto, Y, Djoko Raharjo 2006161 juga menyebutkan bahwa daerah dataran khususnya dataran rendah memiliki kontur landai atau relatif datar dan memiliki tingkat kedinamisan fisik sangat tersebut mendukung kemudahan pembangunan jalan-jalan penghubung sehingga tingkat aksesibilitas lebih tinggi. Hal ini membuat berbagai jenis kendaraan datang dan pergi dengan mudah sehingga dataran rendah dijadikan tempat untuk mengembangkan berbagai kegiatan manusia salah satunya menjadi pusat kegiatan pemaparan di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa faktor penyebab mengapa aktivitas permukiman banyak dijumpai di daerah dataran khususnya dataran rendah, antara lainDataran rendah umumnya memiliki kontur lahan yang cukup landai atau relatif datarDataran rendah memiliki tingkat kedinamisan fisik yang tinggiMemiliki tingkat aksesibilitas tinggi khususnya dalam bidang transportasiMenjadi pusat kegiatan masyarakat perkotaanDengan mengetahui apa saja penyebab mengapa aktivitas permukiman banyak dijumpai di daerah dataran rendah dapat Anda ketahui sebagai pengetahuan tambahan yang bermanfaat bagi Anda khususnya mengenai pembagian wilayah di sekitar kita. DAP
Quelles images conjurent l'expression parc industriel ? Des édifices de faible hauteur noyés dans une mer d'asphalte et bâtis avec la seule rentabilité en tête, des matériaux peu esthétiques et peu de fenestration. Pas un terrain fertile pour un architecte. Pourtant, NEUF architectes auparavant DCYSA a investi ce créneau avec beaucoup de succès et y a marqué, avec son client Groupe Montoni, des avancées durables. Il en est résulté le Centre corporatif Saint-Laurent, à Montréal, le premier parc industriel composé de bâtiments LEED au Canada. S’élevant sur la rue Kieran, l’ensemble compte sept bâtiments, dont six certifiés LEED Argent. Adossé au parc-nature du Bois-de-Liesse, le site fait 1,65 million de pieds carrés et accueille actuellement 14 entreprises. Il n'y avait au début qu'un seul édifice, explique l’architecte Anh LeQuang. Les premières esquisses prévoyaient des bâtiments multilocataires, mais nous nous sommes adaptés à la demande et avons plutôt réalisé une mixité de bâtiments comportant un seul locataire, deux locataires et des locataires multiples. » Dans la conception des bâtiments, l'architecte a tout d'abord tenu compte des travailleurs. Il explique La fenestration est abondante afin de faire pénétrer la lumière naturelle même dans les entrepôts. Les salles communes, la salle à manger notamment, sont situées à l'avant de l'édifice et donnent sur la rue. Il y a moins de bureaux fermés et plus d'aires ouvertes pour les bureaux afin de susciter une plus grande communication. Ici aussi la fenestration abondante crée des environnements de travail beaucoup plus agréables. De plus, on peut loger plus d'employés dans ces espaces », ajoute-t-il en soulignant que la santé des occupants a mené au choix de matériaux à faible émissivité revêtements de sol, mobilier, peinture. Même souci à l'extérieur des bâtiments Nous voulions des rues animées, avec des trottoirs et de véritables façades dont les entreprises pouvaient être fières, reprend sa collègue Josée Boutin. Là où l'arrondissement de Ville Saint-Laurent exige 15 % d'espace vert, nous avons atteint 25 %. Grâce à une dérogation au zonage, nous avons aussi réduit le nombre de cases de stationnement. Nous avons sélectionné des couvre-sol, des arbustes et des arbres indigènes qui ne requièrent pas d'arrosage. À maturité, les arbres créeront de l'ombre sur les surfaces asphaltées et réduiront d'autant l'effet d'îlot de chaleur. » Aucun besoin de pesticide non plus, dans ce lieu sensible. Le Centre corporatif Saint-Laurent encourage d'ailleurs l'adoption de bonnes habitudes de la part de ses locataires. Chaque édifice offre un programme de covoiturage avec cases de stationnement réservées. Le réseau de pistes cyclables passe à proximité des douches permettent aux employés de se rafraichir avant de commencer le travail. Il y a même des bornes de recharge pour les voitures électriques ! Des avantages indéniables On pourrait croire qu'il n'est pas facile de convaincre des entreprises à payer plus cher pour leurs installations parce qu'elles sont certifiées LEED. Anh LeQuang a contrecarré leurs arguments en rencontrant les clients potentiels et en visitant leurs anciennes installations. Dans chaque cas, nous avons pu faire la démonstration que les économies d'eau et d'énergie, de même qu'une utilisation plus judicieuse des espaces, conféraient des avantages considérables. Il en coute 4 à 5 dollars de plus du pied carré, mais les frais d'exploitation sont moindres avec des économies d'énergie de l'ordre de 30 % et des économies d'eau de 40 %. » L'aménagement intérieur a été fait sur mesure pour chacun des locataires. Chaque bâtiment a sa signature en façade », signale l'architecte. Dans le cas du fabricant textile Billabong, l'entreprise a réduit la superficie occupée de 90 000 à 63 000 pieds carrés et y a gagné une salle d'exposition qui fait sa fierté. Là où les bâtiments industriels font généralement de 22 à 23 pieds de hauteur pour l'entreposage, indique Anh LeQuang, les édifices du parc font entre 28 et 32 pieds de hauteur, ce qui réduit leur empreinte au sol. » La Ville de Montréal et la Société de transport de Montréal ont aussi fait leur bout de chemin en ajoutant la ligne de bus 220 qui rallie la station de métro Du Collège. Les entreprises qui s'établissent au Centre corporatif Saint-Laurent sont admissibles au programme PRM-Industrie qui accorde normalement des crédits d'impôt pour les trois premières années, mais en ajoute dans le cas de bâtiments LEED deux années additionnelles. Cet article a été rédigé par Louise Legault, dans la foulée d’une présentation effectuée par l’architecte Anh LeQuang, le 19 février dernier, à l’occasion d’un Mardi vert de l’Ordre des architectes du Québec. Consulter notre étude de cas sur le Centre corporatif Saint-Laurent.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya. Keanekaragaman hayati dan hewani dapat hidup dengan baik di habitatnya. Habitat memerlukan lingkungan yang sehat serta jauh dari beragam peristiwa akibat ulah manusia. Seperti halnya dengan manusia, manusia juga membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat demi kenyamanan hidup. Sejauh ini, jika melihat kondisi perkotaan di Indonesia, kondisi lingkungan kebanyakan sangat memprihatikan. Perkotaan di Indonesia lebih banyak mengalami pencemaran lingkungan karena kawasan hijau dialihfungsikan menjadi kawasan perdagangan, pemukiman, industri, serta untuk sarana dan prasarana perkotaan itu sendiri Sundari, 2010. Dengan adanya hal tersebut tentu saja membawa dampak bagi lingkungan, seperti adanya pemukiman menjadi penyebab meningkatnya limbah rumah tangga. Sama halnya komplek industri pun juga menyebabkan adanya limbah industri dan akan semakin meningkat apabila bertambahnya industri dari Kompas Cyber Media 2019, industrialisasi merupakan suatu usaha untuk menggalakan industri dalam suatu negara. Industrialisasi merupakan suatu proses dalam pengembangan industri dengan skala luas di suatu negara. Industrialisasi dapat dilihat sebagai proses menuju modernisasi dalam sektor ekonomi pada suatu negara. Dilansir dari 2019, jumlah kawasan industri di Indonesia semakin meningkat sesuai dengan data Kementerian Perindustrian Kemenperin. Tahun 2014, tercatat ada 74 kawasan industri yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, tercatat bahwa ada 90 kawasan industri aktif beroperasi pada tahun 2019. Bahkan, pemerintah menegaskan bahwa akan terus mendorong pertumbuhan kawasan industri di Indonesia. Dalam menentukan kebijakan tersebut tentunya pemerintah dapat memikirkan pula dampak yang diakibatkan oleh industrialisasi yang semakin pemerintah mengenai lingkungan hidup tertuang dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dalam aturan tersebut telah dijabarkan bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Meskipun pembangunan nasional telah dijamin berwawasan lingkungan oleh Undang - Undang, namun pada kenyataan pembangunan industri masih perlu disoroti lebih dalam mengenai dampaknya terhadap lingkungan RahilAyuTriani, 2009. Seperti contoh kasus di Banyuwangi, dilansir dari 2017, limbah PT Industri Gula Glenmore mencemari sungai Glenmore yang mengalir ke pesisir selatan Banyuwangi dan mengakibatkan ribuan ikan mati serta pencemaran air. Pencemaran air tersebut membuat masyarakat mengalami gatal - gatal karena masyarakat sudah terbiasa memanfaatkan sungai sebagai sumber kehidupan. Dengan adanya hal ini, pemerintah perlu meninjau kembali pembangunan industri serta dampaknya bagi lingkungan sekitar. Lingkungan perkotaan juga tidak jauh dari kata limbah, baik limbah rumah tangga maupun limbah industri. Lingkungan perkotaan dikenal dengan padatnya jumlah penduduk yang mengakibatkan pula bertambahnya jumlah pemukiman yang ada di perkotaan. Kepadatan penduduk ini tidak lepas dari adanya urbanisasi karena lingkungan perkotaan menawarkan beragam lapangan pekerjaan dari berbagai bidang. Lingkungan perkotaan yang menawarkan berbagai kemudahan akses dan layanan yang ada juga salah satu faktor yang mendorong manusia untuk melakukan urbanisasi. Namun, dengan adanya hal tersebut tentunya berakibat positif maupun negatif bagi lingkungan perkotaan. Dampak positifnya yaitu lingkungan perkotaan tidak akan habis masalah sumber daya manusia yang tersedia karena jumlah penduduk di perkotaan sangatlah padat. Sedangkan, dampak negatifnya yakni pembangunan pemukiman yang dapat merusak tata ruang kota dan dapat pula menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan Pasal 1 menyatakan bahwa pengarahan mobilitas penduduk merupakan upaya untuk mencapai persebaran penduduk secara optimal, berdasarkan pada keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung alam, daya tampung lingkungan binaan, dan daya tampung lingkungan sosial. Pasal 16C menyatakan bahwa kebijakan mobilitas penduduk diarahkan pada pencapaian persebaran penduduk secara optimal dalam kabupaten/kota, antarkabupaten/kota dalam provinsi, dan/atau antarprovinsi. Dalam peraturan pemerintah tersebut bahkan ditegaskan pada pasal 13 yang menyatakan bahwa tujuan pengarahan mobilitas penduduk adalah untuk mengelola pertumbuhan penduduk di suatu daerah tertentu serta mengembangkan pusat - pusat pertumbuhan ekonomi baru guna menciptakan lapangan kerja. Namun pada kenyataanya, persebaran penduduk tersebut tidak optimal karena penduduk di perkotaan lebih banyak, terlebih yang tercatat sebagai penduduk luar kota yang menempati kota. Penataan dan persebaran penduduk antarkabupaten/ kota dalam provinsi dari waktu ke waktu dalam rangka pemerataan pembangunan antarkabupaten/kota pada kenyataannya belum berjalan sesuai dengan kebijakan pemerintah tersebut. Pembangunan di pusat kota selalu lebih maju daripada di daerah, terlebih Indonesia memiliki wilayah daerah terpencil yang kemungkinan kecil dapat pemerataan pembangunan dari pada penyebab urbanisasi di perkotaan, yakni adanya pemukiman yang tidak diharapkan, seperti pemukiman kumuh yang ada di bantaran sungai. Hal ini dapat merusak tata ruang kota dan juga mencemari lingkungan. Penduduk yang tinggal di daerah atau kawasan kumuh dapat dipastikan lingkungan sekitarnya tidak bersih dan juga tercemar. Banyaknya sampah, limbah rumah tangga, dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal menjaga lingkungan dapat berdampak buruk bagi lingkungan itu sendiri. Pemerintah telah mengupayakan adanya rumah susun, namun sebagian masyarakat menolak untuk tinggal di rumah susun. Dengan adanya hal ini, masyarakat dan pemerintah harusnya dapat bekerja sama dalam suatu kebijakan "yang baik" dan juga untuk menjaga lingkungan serta berjalannya rencana tata ruang wilayah 2019, Juni 20. Makin Meningkat, Jumlah Kawasan Industri Beroperasi Saat Ini Sebanyak 90 Kawasan. Kompas Cyber Media. 2019, Desember 30. Industrialisasi Pengertian, Faktor, Ciri-ciri dan Proses Halaman all. 2017, Oktober 1. Limbah Pabrik Gula Glenmore Masuk Sungai, Warga Gatal-gatal. 2009. Pembangunan Infrastruktur dan Industri Di Kota Malang Ditinjau Dari aspek Lingkungan Studi tentang Pembangunan Perumahan, Jalan Berstatus Kota, dan Industri Keramik Di Kota Malang [Sarjana, Universitas Brawijaya]. 1 2 Lihat Nature Selengkapnya
pabrik di kawasan perkotaan dataran rendah bergerak di bidang